Kusir Bendi di Padang yang Kian Miris, Kadang Pulang Tak Bawa Uang

    Kusir Bendi di Padang yang Kian Miris, Kadang Pulang Tak Bawa Uang

    PADANG, - Peminat angkutan bendi di Kota Padang, (Sumbar), semakin berkurang. Saking sepinya, kusir bendi kadang pulang ke rumah tak membawa uang.

    Hal itu dirasakan Doni (38), seorang kusir bendi yang biasa ngetem d Simpang Empat Pasar Raya Padang. Dia menambang dari Pasar Raya menuju Pantai Padang.

    "Dari pagi belum ada penumpang, saya saja belum makan dari pagi, " katanya, kepada wartawan, Rabu (23/3/2022).

    Kadang dalam sehari tidak pernah ada penumpang satu pun. "Pernah satu hari itu saya tidak bawa rupiah sepersenpun pulang, " tutur dia yang sudah 20 tahun menjadi kusir delman itu.

    Sambung dia, saat ditanya alasan masih bertahan hingga kini, Doni menjawab dengan alasan sulitnya mencari pekerjaan. "Saat ini mencari pekerjaan sulit, jika ada kerja lain tentu saya mau kerja yang lain, " sebut dia.

    Untuk satu kali tujuan ke pantai padang dari Pasar Raya Doni mematok harga senilai Rp.20.000 per orang. "Harganya tidak mahal, cukup Rp.20.000 saja dari Pasar Raya menuju Pantai Padang, " terangnya.

    Tidak hanya doni, Samsuar (70) juga merasakan hal yang sama. Katanya, penumpang saat ini sangat sepi terutama sejak adanya Pandemi Covid-19. "Sejak Pandemi Covid-19 penumpang delman sangat sepi, " tutur dia.

    Lanjut dia, selama 50 tahun jadi kusir delman saat ini yang sangat susah, dulu saya menyekolahkan adek-adek saya dengan menjadi kusir delman.

    "Ayah Bapak meninggal ketika Bapak masih muda, otomatis Bapak jadi tulang punggung keluarga saat itu, dulu Bapak menyekolah adek-adek dengan menjadi kusir ini saja. Sekarang mereka sudah berhasil, semuanya kerja di Jakarta, " tutur dia.

    "Kadang satu hari itu tak ada penumpang, terpaksa tidak membawa uang pulang sepersenpun, " imbuhnya.

    Dari pagi baru ada 2 orang penumpang. "Satu kali putaran ke Pantai Padang harganya Rp.60.000, namun jika mereka tidak berputar harganya Rp.30.000 " sebut Samsuar bapak 4 orang anak itu.

    "Penumpang yang paling banyak itu pada saat hari lebaran, pada saat itu banyak orang rantau pulang, " sebutnya.

    Tambahnya, untuk menarik penumpang, kusir delman yang masih muda malam harinya membuat lampu pada delman serta menghidupkan musik.

    "Untuk mencari penumpang, kusir yang masih muda mengakalinya dengan mengasih lampu dan musik pada delmam mereka, namun Bapak tidak melakukan itu, Bapak sudah tua, " tutup dia.(**)

    Afrizal

    Afrizal

    Artikel Sebelumnya

    Penjual Minyak Goreng Curah di Atas HET...

    Artikel Berikutnya

    Motor Milik Mahasiswa di Padang Raib Dicuri...

    Berita terkait